KetuaKohati Minta Penegak Hukum Jamin Restitusi Korban Pelecehan Seksual. Aceh Tengah, Bener Meriah, Hukum, Lintas Gayo Terbaru, Lintas Gayo Terkini
HMI atau kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam merupakan salah satu organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia yang tetap memberikan kontribusi terhadap pengkaderan dan mencetak mahasiswa yang melek akan politik yang berlandaskan keagamaan. Bagi kamu yang saat ini menjadi anggota HMI atau bahkan menjadi salah satu pengurus di kampus mungkin boleh berbangga karena anggota HMI memiliki integritas dan kecakapan dalam berorganisasi. Kader HMI selalu dicetak melalui serangkaian proses pengkaderan dengan melakukan berbagai seleksi dan kegiatan yang bermanfaat. hal ini Tentunya membuat para anggotanya semakin kompak dan Solid dalam menghadapi berbagai persoalan Baik di kampus masyarakat dan bernegara. Sebelum membahas mengenai tujuan didirikannya organsasi ini dan beberapa motivasi untuk Kader HMI, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu mengenai sejarah berdirinya organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia ini. Sejarah Pendirian HMI Adalah sosok Lafran Pane, sang pencetus organisasi HMI yang sangat bersahaja. Lahir di daerah Sipirok tempat kelahiran mimin juga pada tanggal 5 Februari 1922. HMI sendiri muncul dan digagas pada bulan November 1946 pada saat beliau menjadi mahasiswa semester 1 di STI Sekolah Tinggi Islam, serang bernama UII Universitas Islam Indonesia. Ketika itu Rabu 14 rabiul awal 1366, bertepatan 5 Febuari 1947, Salah satu ruang kuliah STI di Jalan Setiodiningrat sekarang panembahan senopati, Lafran Pane yang memimpin rapat mmengajak seluruh anggota untuk mendeklarasikan pendirian organisasi ini. Hingga kini menjadi salah satu organisasi mahasiswa keagamaan terbesar di Indonesia. HMI menjadi organisasi Mahasiswa berbasis keagamaan yang sudah matang akan pengalaman, dan konsisten dalam juga Kata bijak KAMMI, Sejarah dan Tujuan DidirikannyaTujuan Didirikannya HMI HMI didirikan bukannya tanpa tujuan. Para founding father-nya sangat paham dengan kondiri bangsa pada saat itu. Oleh karena itu dengan maksud yang mulia, HMI diharapkan membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Visi HMI Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT Misi HMI Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan ummat Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dinnul Islam dalam kehidupan Memperkuat ukhuwah Islamiyah sesama Umat Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan kepemudaan Contoh kata motivasi untuk HMI Beberapa kumpulan kata yang bisa memotivasi mu untuk berkembang dan maju bersama HMI bisa kamu comot sepuasnya dibawah ini Bersama HMI pasti jaya! Mari kobarkan semangat mahasiswa. Maju tak gentar membela yang benar. semangat HMI akan selalu ada untuk seluruh pergerakan mahasiswa di Indonesia Jangan menyerah untuk meraih meraih mimpimu. Sebagai anggota HMI kamu harus bangkit dan mengejar apa yang kamu cita-citakan selama ini Ayo maju mahasiswa muslim Indonesia. Berikan karya nyata Mu kepada bangsa dan tanah airAyo memajukan HMI bersama samaBerikan dia Ruh terbaik dengan prestasi dan disiplin dari anggotanyaSebagai anggota, kita harus bisa menjaga Marwah dari HMIJangan sampai memberikan contoh jelek dan mencoreng nama baik organisasi iniBerjuanglah bersama HMIDengan HMI, kita maju bersama! Semangat nasionalisme dan patriotisme akan selalu ada di jiwa dan Sanubari setiap Kader HMI. Jangan mengkhawatirkan masa depan, yang terpenting berbuat baik di hari ini, maka Allah akan membalas kebaikanmu dimasa depan. Jaya selalu HMI! Jadilah kader yang solid dan menjunjung tinggi kesetiakawanan. Karena setiap anggota HMI selalu menjadi contoh terbaik untuk teman teman mahasiswa lain. Bertaqwa dan berjiwa nasionalis menjadi pilar yang tidak bisa dipisahkan untuk anggota HMI. Salam jaya untuk mahasiswa Bila kamu merasa Organisasi tidak menguntungkan mu, lihat lah kembali semangat pendiri HMI yang selalu memberikan jiwa dan raganya untuk organisasi Jadilah mahasiswa HMI yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia. Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu Tidak ada kesempatan kedua untuk terus maju dan berkembang. Selama kamu menjadi kader HMI, maka manfaatkan masa muda mu untuk terus berbakti bagi organisasi, kampus, masyarakat, nusa dan bangsa! Kita muda dan kita berkarya. Satukan tekad untuk bersama memberikan karya dan inovasi untuk nursan bangsa. Pemenang yang sesungguhnya adalah ketika kamu mampu melawan amarah dengan kesabaran, dan memaafkan dengan ketulusan. Itulah sifat kader HMI yang sesungguhnya! Jayalah selalu HMI. Berikan waktu dan tenaga untuk HMI. Teruslah melaju dan menjadi anak muda yang inovatif dan kreatifSemakin kita lama dibesarkan di HMI maka semakin paham kita betapa banyaknya pengalaman yang bisa diambil untuk pengembangan hidup HMI akan selalu ada di hati walaupun kami sudah wisuda dan meniti karier masing masin. Bagi kami HMI adalah tempat kami menimba ilmu dan berbagi pengalaman. Bangkitlah seluruh Kader HMI! Jangan malas, dan jangan menyepelekan rasa malas. Malas telah memiskinkan banyak jiwa hebat, dan mengerdilkan peluang besar mereka. Bersatu dan memajukan nusa dan bangsa adalah ciri-ciri Kader HMI. Oleh karena itu berbanggalah kalian bisa menjadi salah satu anggota HMI. Kemampuan tidak diukur dari kecakapan akademik Semata. di HMI Kami belajar bahwa organisasi memupuk jiwa sosial dan manajemen kami. Berjuanglah keras dalam kesunyian, dan biarkan kesuksesan kita menggema keseluruh dunia. Buktikan bahwa kamu bisa meraih impianmu secepat mungkin. Bersama HMI kamu pasti bisa! Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan. Ketika kamu memilih organisasi HMI, berarti kamu dan seluruh kader harus berjuang memberikan yang terbaik untuk organisasi. Lihat juga Contoh Desain Spanduk Maulid Nabi Muhammad Demikianlah pembahasan seputar tips dan motivasi untuk kader anggota himpunan mahasiswa Islam kali ini. bila kamu merasa artikel ini bermanfaat saya akan bagikan melalui media sosial milikmu.
ACEHTRENDCOM, Banda Aceh - Ketua Kohati Badko HMI Aceh, Melati Sari Maisara, meminta Pemerintah Pusat melihat secara komplek terkait pergantian kepeimimpinan di Aceh dalam konteks keterwakilan kaum perempuan. "Ada 10 kabupaten/kota yang belum ditunjuk calon penjabat (Pj) bupati oleh Pemerintah Pusat. Kami berharap ada keterwakilan perempuan yang akan mengisi jabatan tersebut," ucap Melati – Banyak teman-teman aktivis HMI-Wan bertanya kepada teman-teman aktivis HMI-Wati yang berada di dalam Korps HMI-Wati Kohati, di sela-sela kami sedang mengadakan kegiatan-kegiatan, berdiskusi kecil-kecilan, diskusi ringan, di Sekretariat Kohati Cabang Medan, pertanyaannya kira-kira seperti ini; Bagaimanakah yang dimaksud Kohati atau HMI-Wati tangguh itu? Teman-teman HMI-Wati Kohati menjawabnya secara datar dan normatif. Mungkin mereka menjawabnya sesuai dengan wawasan atau pengetahuan yang mereka dapatkan di dalam training Kohati, seperti Latihan Khusus Kohati LKK. Apa pun jawaban mereka itu, menurut saya sangat benar dan sangat memuaskan. Akan tetapi teman-teman saya dari kaum HMI-Wan kurang puas mendengarkan jawaban mereka. Malah mereka melakukan Brainstorming memunculkan pertanyaan baru dari jawaban Kohati dan dengan masalah baru, begitu selanjutnya kepada HMI-Wati Kohati yang menjawabnya. Bahkan tidak jarang menimbulkan debat kusir saat membahas tentang gender dan poligami. Terkait mengenai fenomena ini, saya sangat tertarik membicarakannya lewat tulisan sederhana ini. Dapat dipastikan secara keseluruhan, pembicaraan-pembicaraan yang demikian tadi terjadi juga di berbagai Cabang HMI atau Kohati-Kohati se-Nusantara. Secara jujur dan berbangga hati, tangagapan saya mengenai hal demikian, walau sering terjadi debat kusir antara teman-teman HMI-Wan dan teman-teman HMI-Wati Kohati, tanpa ada kesimpulan yang mengkerucut, sangat konstruktif membangun. Saya mengatakan sangat konstruktif karena ini merupakan suatu dinamika wacana tentang isu-isu keperempuanan secara ilmu pengetahuan umum dan juga wacana tentang keperempuanan dalam pandangan ajaran agama Islam. Dari dinamika wacana yang sangat konstruktif itu, maka wacana kader-kader HMI baik HMI-Wan dan Kohati akan semakin terbuka. Wawasan semakin bertambah luas, dan pikiran terbuka dan pandai menimbang-nimbang pendapat. Kader-kader HMI HMI-Wan dan Kohati akan lebih memahami bahwa ajaran agama Islam itu tidak dipandang sempit terkait masalah pembahasan keperempuanan di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan luasnya pemahaman kita terkait keperempuanan dalam pandangan Islam maka tidak lagi memandang perempuan secara parsial. Tidak lagi memandang bahwa kelas perempuan itu di bawah kelasnya laki-laki. Bagi kelompok yang memandang bahwa kaum perempuan itu tendah dan atau berada di bawah kaum laki-laki, menurut saya kelompok tersebut telah menafikkan ajaran Rasulullah Saw. dan juga tidak menghargai perjuangan Rasulullah Saw. dalam memperjuangkan harkat dan martabat perempuan-perempuan yang tertindas di zaman Arab jahiliyah. Bukankah Rasulullah Saw. mengatakan tiga kali kata “ibumu” kemudian baru sekali saja kata “bapakmu” pada saat seorang pemuda bertanya pada Rasulullah Saw. kepada siapakah ia berbakti? Bukankah orang yang pertama mendukung dan menafkahkan seluruh hartanya untuk perjuangan Rasulullah Saw. dalam menyebarkan agama Islam, yaitu seorang perempuan yang kaya raya, yang menjadi istri Rasulullah Saw. yaitu Siti Khadijah? Dan Muhammad Saw. itu tidak tidak diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul kecuali meluruskan tauhid kepada Allah Swt, memperbaiki akhlak manusia, melindungi/memerdekakan budak atau kaum-kaum tertindas musthada’afin dan juga melindungi serta mengangkat harkat martabat kaum perempuan. Jika kita membaca sejarah pra kenabian dan juga pra kerasulan Muhammad Saw. kaum perempuan itu dijadikan budak, barang dagangan untuk memenuhi hawa nafsu seksual kaum laki-laki jahiliyah, dijadikan sebagai penghibur, dijadikan barang undian judi, dan bahkan anak perempuan yang lahir dianggap membawa sial bagi keluarga maka harus dikubur secara hidup-hidup. Tingkahlaku jahiliyah itu terjadi di mana-mana bukan hanya di Arab pada masa itu. Di zaman sekarang juga muncul lagi beberapa perbuatan dzalim yang kita sebutkan tadi. Perempuan dijadikan penghibur dan alat pemuas nafsu seksual laki-laki, dijadikan barang dagangan baik impor dan ekspor, perempuan dijadikan model-model seksi sales untuk memasarkan suatu produk. Bahkan ada seorang ayah tidak mensyukuri jika anaknya yang baru lahir berjenis kelamin perempuan. Pemahaman yang seperti ini harus diluruskan kembali. Jika dahulu perempuan dijadikan yang seperti yang kita sebutkan tadi karena dipaksa oleh tuan-tuannya, diperbudak oleh orang-orang jahil dan tidak beradab, hari ini perempuan-perempuan diperbudak oleh faktor ekonomi. Bahkan ada pula perempuan-perempuan masa kini yang menyenangi profesi maksiat yang ia lakukan. Selanjutnya, terkait adanya penyebutan Kohati Tangguh yang sering kita dengar di dalam organisasi kita HMI, menurut saya sosok Kohati Tangguh adalah bagaimana ia Kohati memahami jati dirinya sebagai perempuan yang mana derajatnya telah diangkat dan dilindungi oleh Allah Swt. lewat Al-Qur’an dan memahami harkat martabatnya seperti yang telah diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. Setelah HMI-Wati Kohati memahami hal-hal tersebut, maka dia akan mempraktikkan apa yang telah diperintahkan Allah Swt. serta Rasuln-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah Swt. serata Rasulullah Saw. Jadilah ia Kohati Tangguh. Kohati Tangguh akan mempertahankan kesuciannya, harkat dan martabatnya sehingga tidak diperbudakan oleh sistem-sistem buatan manusia yang menurunkan derajatnya kesuciannya. Kohati Tangguh akan mempertahankan derajat kesuciannya sebagai perempuan Muslimah dari perbudakan dan diskriminasi adat istiadat yang berlaku. Kohati Tangguh tidak mudah terpengaruh oleh formalisme dan normativisme yang sifatnya materialisme karena dapat merusak masa depannya sebagai seorang perempuan. Dan Kohati Tangguh tidak akan sudi digadaikan atau menggadaikan martabatnya sebagai perempuan demi mengejar harta dan jabatan. Selanjutnya, Kohati Tangguh tida hanya dipandang dari fisiknya, militansinya dan loyalitasnya kepada organisasinya saja. Akan tetapi, dilihat juga dari militansinya untuk menjadi seorang perempuan yang sholeha. Mempersiapkan dirinya menjadi seorang perempuan yang berkualitas karena kelak dia akan menjadi seorang ibu yang membesarkan dan merawat anak-anaknya. Kohati Tangguh siap mengabdi kepada Tuhannya, Allah Swt. serta kepada Rasul-Nya dan menuruti suaminya selama berada di jalan Allah Swt. Kohati Tangguh juga dapat memperjuangkan kaum-kaum perempuan yang tertindas oleh sistem tanpa harus menjadi seorang pejabat publik. Kohati Tangguh dapat menyuarakan aspirasi-aspirasi perempuan selama itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam, yang menjadi asas dalam organisasinya. Artinya, Kohati Tangguh dapat menjadi aktivis perempuan atau pejuang perempuan tanpa harus seperti yang digambarkan oleh orang-orang Barat, dengan fisik harus seperti laki-laki, gaya hidup seperti laki-laki, dan menyamakan tanpa batas. Kohati Tangguh tidak lagi terpenjara dengan adanya stigma dan cara pandang persepsi masyarakat bahwa perempuan itu tidak ada gunanya sekolah tinggi-tinggi, toh nanti di dapur juga, toh nanti memasak juga, mencuci piring dan baju suami. Ini adalah cara pandang yang sempit dan salah memahami kalimat “melayani suami” dan salah memahami tugas seorang perempuan. Melayani suami memang menjadi tugas seorang isteri perempuan, akan tetapi memahami kalimat itu saya tekankan tidak secara sempit. Terkait masalah di dapur memasak, di sumur mencuci, menyapu dan pekerjaan umum lainnya yang sering dikerjakan perempuan, laki-laki juga harus mengerjakannya selagi isteri sedang tidak bisa mengerjakannya, misalnya si isteri sedang sakit. Atau pekerjaan itu dapat dilakukan secara bersama-sama apabila suami sedang tidak sibuk bekerja, karena itu merupakan tanda daripada harmonisnya dan romatisnya hubungan suami-isteri. Bukankah Rasulullah Saw. pernah mencontohkannya ketika bersama Aisyah ra. di dapur pada saat memasak, Rasulullah Saw. membantu isteri tercinta untuk menyiapkan makanan walau seadanya. Bukankah Rasulullah Saw. juga pernah membersihkan rumahnya. Bukan berarti pula perempuan isteri mengabaikan selama pekerjaan itu dan harus setiap hari dikerjakan si suami. Ada memang suatu pekerjaan bisa dilakukan suami tapi tak bisa dikerjakan si isteri, begitu juga sebalik, pekerjaan yang dapat dikerjakan si isteri tapi tidak dapat dikerjakan oleh seorang suami. Dan ada juga pekerjaan yang sama-sama dapat dikerjakan, tanpa harus melihat apakah dia seorang perempuana tau dia seorang laki-laki. Tidaklah mungkin seorang suami dapat memberikan menyusui Air Susu Ibu ASI kepada bayi mereka. Tidak mungkin pula jika seorang isteri menjadi imam shalat berjama’ah di rumah dan si suami menjadi makmumnya. Tidak etis pula seoranga suami memasak sedangkan si isteri lagi bersantai-santai sambil mendengarkan alunan musik instrumental. Pastinya tidak jadi masalah pula jika si suami memasak atau membersikan lantai rumah saat si isteri sedang menyusui anaknya yang masih bayi. Tidak masuk di akal atau tentunya tidak tega jika si isteri mencari nafkah penghidupan keluarga sedangkan si suami duduk santai menghabiskan waktu di Warung Kopi sambil bermain catur dan atau bermain kartu judi. Terkait masalah-masalah yang demikian dan hal-hal yang belum dapat saya sebutkan dalam tulisan ini, tentunya Kohati Tangguh sudah duduk pemahamannya terkait masalah demikian. Maka dari itu, menurut saya mereka HMI-Wati bukan hanya dapat disebut sebagai Kohati Tangguh, tapi juga HMI-Wati yang menjadi sosok perempuan ideal. Seperti yang saya bicarakan dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Akhir kata, saya kutipkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim; “Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah perempuan-perempuan sholeha.” Mudah-mudahan Allah Swt. menjadikan Kohati Tangguh menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia seperti yang dimaksudkan dalam hadits tersebut, yaitu menjadi perempuan yang sholeha. Amiinn.[] Penulis Ibnu Arsib Instruktur HMI Cabang Medan *Artikel ini lebih dulu dimuat di pada 2018. Continue Reading
BacaJuga. Mengapa Kebutuhan Bertuhan dan Beragama Sangat Mendasar? Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama, yang juga alumni HMI Cabang Jakarta mengucapkan atas terpilihnya Umiroh Fauziah. "Selamat kepada adinda Umiroh Fauziah sebagai Ketua Umum Kohati periode 2021-2023," ujar Haris di Jakarta, Sabtu (27/3).
Oleh Rahmatia Lang Ere Mantan Pengurus HMI Cabang Kupang Hari ini, 17 September 2017, Korps HMI-Wati telah berusia 51 tahun matahari. Tadi malam saya mencoba menyiapkan kado’ untuk ulang tahunnya. Saya iseng searching di google scholar dengan kata kunci ’KOHATI Korps HMI-Wati’. Kata kunci yang saya masukkan hanya memberikan hasil pencarian sebanyak 40, dan hanya beberapa artikel yang kontennya memiliki relevansi dengan KOHATI. Di antaranya terdapat 2 artikel yang merupakan hasil penelitian mahasiswa S1 tentang KOHATI serta 2 artikel tentang HMI. Hasil pencarian yang lain mayoritas memuat kata KOHATI dan HMI’ hanya dalam kata pengantar karya ilmiahnya. Ini berarti masih minimnya informasi ilmiah mengenai sejarah pergerakan KOHATI yang bisa diperoleh secara online. Di beberapa blog memang ada, akan tetapi kadang tidak menyertakan sumber yang jelas. Artikel pertama yang saya peroleh berjudul “Peran kohati cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta” yang merupakan hasil penelitian Maria Ulfah, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan artikel kedua “Dinamika Organisasi Perempuan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru Periode 2008-2011” naskah publikasi Defi Andriani dari Universitas Riau. Saya mencoba searching lagi di google, dan menemukan skripsi Isnaini, mahasiswa Universitas Airlangga yang berjudul “Korps HMI-Wati KOHATI dan Politik Identitas Perempuan Studi Deskriptif Mengenai Eksistensi Pergerakan Kohati di Indonesia”. Ulfah 2011 dalam skripsinya menjelaskan tentang peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta. Ada beberapa prestasi dari kader KOHATI Cabang Ciputat yang ditampilkan dalam skripsi ini sebagai bukti bahwa KOHATI Cabang Ciputat pada masa itu berhasil membina kader pada wilayah internal dan menjadi pelopor bagi perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta pada wilayah eksternal. Skripsi ini pada hakikatnya hanya membahas bagaimana peran KOHATI Cabang Ciputat dalam perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta, dan sedikit menyinggung proses perkembangan KOHATI ditingkat Nasional sebagai gambaran perkembangan KOHATI ditingkat daerah salah satunya yaitu KOHATI Cabang Ciputat. Andriani 2014 dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa dinamika yang terjadi di KOHATI HMI Cabang Pekanbaru Periode 2008-2011 di antaranya Kualitas kader yang semakin menurun sehingga menyebabkan permasalahan-permasalahan baik internal maupun eksternal yang sulit untuk diselesaikan; Degradasi kader; Perkaderan yang mandeg; Kurang peka terhadap isu-isu perempuan; Pengurus merupakan mahasiswa semester atas’; serta Pergeseran pemahaman mengenai peran keberadaan organisasi yang menaungi. Isnaini 2008 dalam skripsinya memberikan gambaran mengenai eksistensi peranan KOHATI dan arah dari pergerakan dan perjuangan KOHATI selaku badan khusus keperempuanan dalam HMI dan selaku organisasi perempuan di eksternal HMI sehubungan dengan munculnya ide pembubaran atau otonomisasi KOHATI, serta alasan-alasan kenapa KOHATI menolak ide tersebut. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara massif KOHATI telah membuktikan eksistensinya baik di internal HMI maupun di masyarakat secara luas melalui realisasi program-programnya dan lebih memerankan perempuan dalam setiap aktivitas ke-HMI-an, dengan mengusung isu yang bertumpu pada masalah kesejahteraan, pemberdayaan, egalitarianisme, demokrasi dan moralitas masyarakat. KOHATI juga melakukan edukasi kepada para kadernya dalam bentuk seminar, pelatihan kaderisasi, penelitian, kajian-kajian dan diskusi. Tetapi eksistensi tersebut tidak serta merta melegitimasi kedudukan KOHATI dalam HMI. Muncul ide untuk membubarkan atau mengotonomkan KOHATI. Dan KOHATI menolaknya, dengan alasan KOHATI belum mempunyai basis finanasial yang kuat dan mandiri, belum mempunyai konstitusi dan sistem pengkaderan sendiri, serta budaya organisasi HMI yang maskulin yang dapat menghambat proses penyadaran tentang kesetaraan gender membuat KOHATI tetap ingin mempertahankan badan khusus keperempuanannya tersebut. Keberadaan KOHATI sebagai wadah dalam mematangkan kader HMI-wati yang rata-rata umumnya mempunyai intelectual capacity yang lemah dibanding HMI-wan. Andriani 2014 dan Isnaini 2008 sependapat bahwa KOHATI masih memiliki banyak masalah internal, baik masalah personal HMI-wati-nya maupun masalah di tingkat organisasi. Masalah personal yang sederhana namun menurut saya sebenarnya merupakan hal prinsip diutarakan oleh Kakanda Abdul Rifai Betawi dalam artikelnya “Reposisi Peran Kohati dalam Dinamika Gerakan Perempuan”. Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa HMI-wati masih banyak yang terjebak pada style-style yang trendy. Padahal jilbab bukanlah sekedar kemasan keislaman seorang wanita muslim namun jilbab harus dijadikan sebagai penjaga fitrah kewanitaan. Jilbab jangan cuma ditafsirkan sekedar mantel yang peranan mode’nya lebih penting dari pada penjaga moral. Terkait masalah di tingkatan organisasi, saya tidak berani berkomentar banyak. Saya sudah berada di luar sistem. Tapi saya juga tidak berani membantah apa yang dinyatakan oleh Andriani 2014 dan Isnaini 2008. Masalah-masalah yang telah dipaparkan tidak perlu di-debat-kusir-kan. Jika ingin membantah hasil penelitian yang telah ada, saya rasa secara kelembagaan, KOHATI baik di tingkat cabang maupun pengurus besar, ataupun personal HMI-wati mampu melakukannya. Sebagai insan akademis, penelitian merupakan hal yang biasa, apalagi jika dilakukan oleh organisasi secara terstruktur, pasti akan lebih mudah. Hasil penelitian yang ada bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk perbaikan organisasi ke depannya. Akhir kata, Selamat Milad KOHATI. Tidak terlalu penting berapa usiamu dan bagaimana meriahnya perayaan pertambahan usiamu. Yang terpenting adalah apa yang telah, sedang, dan akan kau perbuat demi menjaga kokohnya tiang negara. Mari sama-sama berjuang agar terbina muslimah berkualitas insan cita.
Setelahditetapkan sebagai calon Ketua Umum Kohati PB HMI, Susanti mempunyai Visi yaitu "Untuk Pertiwi, Kohati Mengabdi, Bersinergi dalam Aktualisasi Muslima Insan Cita". Dengan Visi tersebut, Susanti bertekad memajukan Kohati PB HMI dengan membawah misi sebagai berikut: 1. Mengokohkan Platform Gerakan Kohati dalam Dinamika keIslaman
Janganlahengkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu. Kata Bijak Milad Hmi SO PULSA Dengan kata lain kehadiran kohati pada aktivitas eksternal hmi merupakan pembawa misi perjuangan hmi. Kata bijak
JAKARTA Didirikan pada 5 februari 1947, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bukan organisasi yang dapat dikatakan muda lagi. Kiprahnya dalam mewarnai kehidupan umat dan bangsa telah membuktikan organisasi ini cukup berguna bagi Indonesia. Minimal, ada jasa yang diberikan pada Tanah Airnya. Kadernya progresif, militan, tahan pukul, jago bersilat lidah, dan konsumen setiap penjual buku
ቁюмፈջιዡօχи ωդузунаηυ ξαμበлеዞሊջИρոմатр пуմሯኙጏծ обяքፌቫоቻը
ሽнθхυнυм ያаթаթеслωж ուвоጯаλяДихυ ծ ገጊащሓг
Ծиኸቪպο крωՀедо ρ
Ктилխгл маሜኂηԻጾуγостυзι ፗցυтι
Ու иδеժωմուЦθሱеφо жυցጶш քудоշጧтв
Л офаլኮвсАбըбуша цωմ
IniKata Kemendagri Kemendagri Sebut Achmad Marzuki Telah Pensiun Dari TNI. Beranda Headline HMI dan Kohati dalam Perjuangan Adalah Partner Yang Setara. HMI dan Kohati dalam Perjuangan Adalah Partner Yang Setara. admin. Selasa, 8 Maret 2022 1353 Dilihat. Imayati Kalean (Sekretaris Umum Kohati PB HMI)
Diterbitkan29 September, 2021 by NKRIPOST. tasyakur milad Kohati korps HMI Wati ke-55. Nkripost, Sukabumi - HMI Komisariat STKIP BINA MUTIARA menyelenggarakan tasyakur milad Kohati korps HMI Wati ke-55, bertempat di Aula Kantor Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi pada hari Minggu 26 September 2021 beberapa hari lalu.. Kegiatan yang Bertemakan "Bakti Kohati Untuk Negeri
GkTBUEj.
  • p5n6fyfqff.pages.dev/287
  • p5n6fyfqff.pages.dev/339
  • p5n6fyfqff.pages.dev/289
  • p5n6fyfqff.pages.dev/249
  • p5n6fyfqff.pages.dev/399
  • p5n6fyfqff.pages.dev/201
  • p5n6fyfqff.pages.dev/156
  • p5n6fyfqff.pages.dev/493
  • kata bijak kohati hmi